Pages

Selasa, 25 September 2012

SUSPENSI


Materi                       : SUSPENSI
Pelajaran                   : ILMU RESEP
Nama Siswa             : Fatichatun Nisa’
NIS                          : 083/006.079
Kelas                        : (XI)
Program Keahlian    : (Farmasi)
BAB I
SUSPENSI

A.   Pengertian
          Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat  tidak larut yang  terdispersi dalam fase cair.
          Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan , sedangkan yang lain berupa  campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu  dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut  “ Untuk Suspensi oral”
          Suspensi topikal  adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “lotio”  termasuk dalam kategori ini.
          Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel  halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.
          Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.
          Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal .
          Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.


B.       Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
1.        Ukuran partikel.
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang sama) .Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan  akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.

2.        Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan  kecepatan alirannya makin turun (kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
3.        Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar , maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4.    Sifat/muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempe-ngaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi  suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi  dan tetap terdistribusi  merata. Bila partikel mengendap  mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk compacted cake dan peristiwa ini disebut caking .

Kalau dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat diubah lagi  karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.
                 Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Bahan pensuspensi dari alam
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri .
Hal ini dapat dibuktikan dengan suatu percobaan :
-          Simpan 2 botol yang berisi mucilago sejenis .
-          Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya disimpan ditempat yang sama.
-          Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambah dengan asam dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat dibanding dengan botol tanpa pemanasan.

Termasuk golongan gom adalah :
§  Acasia ( pulvis gummi arabici)
     Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat asam. Viskositas optimum dari mucilagonya antara pH 5 – 9. Dengan penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut menjadi diluar 5 – 9 akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.
     Mucilago gom arab dengan kadar 35 % kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet ( preservative).
§  Chondrus
     Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigartina mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, jadi perlu penambahan bahan pengawet untuk suspensi tersebut.
§  Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan, Mucilago tragacanth lebih kental dari mucilago dari gom arab. Mucilago  tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
§  Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent umumnya 1-2 %.
            Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air  mereka akan mengembang  dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi.
Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga  stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan  tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.

2.    Bahan pensuspensi sintetis
§  Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur/disintregator dalam pembuatan tablet.
§  Golongan organik polimer 
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik) .Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memper-oleh viskositas yang baik diperlukan kadar ± 1 %.
Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit.  Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.




C.      Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi
1.    Metode pembuatan suspensi.
Suspensi dapat dibuat secara :
§  Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan.
Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesuka-ran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi  tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan medium. Bila sudut kontak  ± 90o  serbuk akan mengambang diatas cairan.  Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat  hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau  wetting agent.
§  Metode praesipitasi.
Zat yang hendak didispersi dilarutkan  dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan  dengan larutan pensuspensi  dalam air. Akan terjadi endapan halus  dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol
2.    Sistem pembentukan suspensi
§  Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali
§  Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya  membentuk sedimen, dimana terjadi  agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
Deflokulasi :
1.    Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
2.    Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
3.    Sedimen terbentuk lambat
4.    Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
5.    Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.





Flokulasi :
1.    Partikel merupakan agregat yang bebas.
2.    Sedimentasi terjadi cepat.
3.    Sedimen terbentuk cepat.
4.    Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula
5.    Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
                                                                 
D.      Formulasi Suspensi
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
  • Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
  • Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.

Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :
1.        Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
2.        Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
3.        Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
4.        Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle
5.        Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam
       structured vehicle   
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan sebaliknya. Contohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan zat pemflokkulasi yang bermuatan negatif yaitu kalium fosfat monobase. Suspensi sulfamerazin yang bermuatan negatif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu AlCl3 (Aluminium trichlorida)
Bahan Pengawet
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, antara lain penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1 : 1250),  etil  p. benzoat  (1 : 500 ),  propil p. benzoat (1 :  4000), nipasol, nipagin   ± 1 %.
Disamping itu banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak  iritasi.  Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuri chlorida, fenil mercuri asetat.



E.       Penilaian Stabilitas Suspensi

1.    Volume sedimentasi
Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.

2.    Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi  deflokulasi ( Voc)   
    
3.      Metode reologi     
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan  partikel untuk tujuan perbandingan.
4.    Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze – thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan  sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran  partikel dan sifat kristal.
                                               





Rabu, 19 September 2012

keterbatasan dalam berfikir

KETERBATASAN DALAM BERfIKIR
            keterbatasan dalam berfikir tidak ada dalam kehidupan menusia, semua orang pasti menginginkan berfikir secara mendalam. Jika pun ada berarti orang tersebut telah menjual hak miliknya dalam berfikir.
            Manusia dapat berfikir sesuka mereka karena Allah telah memberikan kita otak sebagai makhluk hidup untuk berfikir secara dalam tentang hal-hal yang positif. seseorang perlu memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh, mereka telah menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan "filosof".
            Padahal, sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Allah mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung. Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan:
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29).Yang ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir. Sebaliknya, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir mendalam akan terus-menerus hidup dalam kelalaian yang sangat.
            "ketidakpedulian (tetapi bukan melupakan), meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan, dalam kecerobohan". Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalah akibat melupakan atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka.
            Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus. Seseorang dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke kantor, mengemudi mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan, melihat TV ataupun ketika sedang makan siang.
            Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan orang berada di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk berpikir tentang berbagai macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan fisik dari ratusan orang yang sedang disaksikannya yang sama sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara mereka yang mirip dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang ini memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai mata, alis, bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka terlihat sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam, ia akan teringat bahwa:
Allah telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya berbeda satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke Maha Perkasaan dan ke Maha Besaran Allah.
Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju tempat tujuan mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam pikiran di benak seseorang. Ketika pertama kali memandang, muncul di pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini terdiri atas individu-individu yang khas dan unik. Tiap individu memiliki dunia, keinginan, rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, serta perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja, menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anak-anaknya, menjadi tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal dunia. Dilihat dari sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico, tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati, seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah berakhir?"
Orang yang memikirkan hal-hal semacam ini lah yang dinamakan orang yang berpikir dan mencapai kesimpulan yang sangat bermakna dari apa yang ia pikirkan.



kesehatan lingkungan

KESEHATAN LINGKUNGAN

            Kesehatan adalah suatu usaha menjaga dan memelihara kesehatan, Sedangkan Lingkungan adalah tempat atau daerah yang di diami oleh makhluk hidup.
            Jadi, kesehatan linkungan adalah suatu upaya untuk melestarikan kesehatan lingkungan atau daerah sekelilingnya. Kesehatan juga suatu anugrah yang di berikan oleh tuhan kita, maka kita harus bisa menjaga kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar, sehingga kita dapat mewujudkan kesejahteraan bagi nusa dan bangsa.
            Kesehatan lingkungan perlu di lestarikan bersama-sama, di awali dari kebersihan diri dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan. Karena segala sesuatu itu berawal dari diri kita sendiri dan akan mempengaruhi kesadaran lainnya. Kesehatan lingkungan berdasarkan kebersihan yang ada, kebersihan dapat menciptakan kesehatan lingkungan atau  diri sendiri. Bagi para muslim, seharusnya menjaga kebersihan itu harus di tanamkan pada dirinya, karena kebersihan itu sebagian dari pada iman. Seorang muslim yang masih belum menjaga kebersihan maka dia masih belum dikatakan sebagai muslim yang beriman.
            Lingkungan yang memiliki kesehatan adalah lingkungan yang terbebas dari segala kuman dan penyakit. Pada lingkungan yang tidak sehat, sering menimbulkan penyakit yang tidak di inginkan seperti Diare, Muntah berak, DBD dll. itu terjadi di lingkugan yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Lingkungan yang seperti itu adalah lingkungan yang banyak sekali sampah berserakan, tidak adanya penghijauan, banyaknya debu atau pasir yang menumpuk di sekelilingnya dan masih banyak lagi contoh lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, kita perlu untuk memberantas semua kesalahan atau ketidaksadaran kita terhadap kesehatan lingkungan sekitar kita, untuk pelestarian tersebut perlu diadakannya: Kerja bakti, piket bersih-bersih, menyiram atau merawat tanaman dll.